
(Merenung Sejenak 18 Januari
Rabu Pekan Biasa II
Pembukaan Pekan Doa Sedunia Untuk Persatuan Umat Kristiani)
Urita.ID, Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi..Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah; harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan. Karena dijadikan sama dengan Anak Allah, ia menjadi imam sampai selama-lamanya. Sungguh Yesus telah ditetapkan sebagai imam menurut tata imamat Melkisedek.. Sebab tentang Yesus diberikan kesaksian, “Engkau adalah imam untuk selama-lamanya menurut tata imamat Melkisedek.” (Ibr 7:1-3.15-17)
Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek. (Mzm 110: 4b)
Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat. Di situ ada orang yang mati sebelah tangannya. Orang orang Farisi mengamat-ngamati Yesus, kalau kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.. Yesus berkata kepada mereka, “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. Dengan marah Ia memandang sekeliling dan berkata.. “Ulurkanlah tanganmu!” Ia pun mengulurkan tangannya, dan sembuhlah seketika..(Mrk 3:1-6)
Yesus yang adalah Imam Agung menurut aturan Melkisedek untuk selama lamanya, marah atas kedegilan hati orang orang Farisi yang mencari cari kesalahan-Nya ketika mau menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya pada hari Sabat. Padahal Yesus pernah menegaskan bahwa hari Sabat untuk manusia, bukan manusia untuk hati Sabat. Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat.
Saudara/i ku, pertanyaan Yesus kepada orang orang Farisi; “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat? Menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”, ditujukan kepada kita semua juga.

Dengan menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya, Yesus mau mengajarkan kepada kita, sebagai orang yang beriman kepada-Nya, bahwa hukum yang utama dan terutama yaitu “kasih kepada Tuhan dan sesama,” lebih penting dari pada semua hukum yang ada.
Bagi Yesus berbuat kasih dengan menyembuhkan tangan orang yang sakit adalah perbuatan yang baik, dan boleh mengalahkan larangan bekerja pada hari Sabat. Karena dalam kedua hukum “kasih kepada Tuhan dan sesama”, tergantung seluruh hukum Taurat dan para nabi. Seperti dikatakan dalam Injil Matius 22:40.
Yesus mengingatkan kita, bahwa sikap yang dilakukan oleh orang orang Farisi, dalam bacaan Injil diatas adalah tidak baik. Kita diajak untuk mengubah cara penilaian kepada sesama secara baik dan senantiasa bersikap positif. Hendaknya tidak mencari-cari kesalahan dan kekurangan sesama baik dalam keluarga maupun komunitas kita.
Marilah mengubah sikap hidup kita, bersikap luwes dalam melakukan suatu hukum atau aturan yang ada. Lebih mementingkan kasih kepada Tuhan dan sesama. Selalu bersikap positif dalam menilai perbuatan baik yang dilakukan orang lain, agar hidup kita semakin baik, dan berkenan di hadapan Allah. Dan juga berdoa untuk persatuan umat Kristiani yang tersebar di seluruh dunia. Agar dapat bertahan melawan ganasnya dunia ini.
Ya Allah, kami bersyukur kepada-Mu karena telah mengutus Yesus Kristus untuk datang ke dunia menyelamatkan kami. Bukalah hati dan pikiran kami, agar hidup seturut kehendak-Mu dan senantiasa mengandalkan Engkau dalam setiap langkah hidup kami. Dan kami rela membantu keluarga dan sesama dalam kesulitannya, sekarang sampai selama lamanya. Amin
Selamat Beraktifitas.
Tuhan Yesus Memberkati.