
Borong-Urita.ID, Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI) menggandeng Puskesmas Sita siap memerangi stunting, dengan menggelar diskusi awal untuk memperoleh informasi terkait stunting yang tersebar di 14 desa di kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai timur, Provinsi NTT.
Diskusi yang digelar Yayasan GNI melibatkan Puskesmas Sita, bertempat di ruang rapat Puskesmas Sita, pada Senin 4/4/2023.
Strategi yang dibangun Yayasan GNI untuk memerangi stunting melibatkan Instansi Puskesmas Sita, PKB Sita, PKB Compang Kempo, PKB Compang Teber, PKB Compang Kantar, PKB Watu Mori, PKB Golo Meleng, PKB Golo Loni.
Strategi penekanan angka stunting yang akan diimplementasikan berbasis kerja kolaborasi dengan semua stakeholders yang memiliki peran sebagai garda terdepan, semisal petugas kesehatan di desa dan pendamping keluarga berencana. Agar penanganan kasus stunting dari hulu hingga hilir yang tersebar di Rana Mese, bisa diatasi.
Ketua Yayasan Gugah Nurani Indonesia Cabang Borong, Vinsensius Paulus Nanggor, mengatakan bahwa project ini akan berlangsung selama satu (1) tahun ini kedepan. Sebagai bentuk komitmen awal Yayasan Gugah Nurani Indonesia menjunjung tinggi martabat manusia terlebih khusus hak anak.
” Ada pun aktivitas yang akan dilaksanakan bersamaan itu ke depan diantaranya; Aktivitas pendataan anak gizi buruk atau stunting dan data ibu hamil dengan Kekurangan Energy Kronik (KEK) di 14 desa. Pemberian Makanan tambahan (PMT) bergizi untuk 380 anak dan 100 ibu hamil dan ibu menyusui. Pelatihan pengelolaan makanan lokal dengan bahan baku lokal bergizi untuk 200 ibu hamil. Pelatihan penguatan keluarga untuk pemanfaatan pangan lokal,” ujar Vinsen
Vinsen Nganggur lebih jauh menjelaskan, output dari kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut, yaitu 380 anak balita dengan status gizi buruk dan 100 ibu hamil KEK mendapatkan asupan gizi. 200 ibu dilatih mengelolah pangan lokal menggunakan bahan lokal untuk meningkatkan praktik pemberian makan yang baik dan asupan gizi keluarga. Peningkatan pengetahuan 400 anak remaja dan 300 orang dewasa tentang kesehatan reproduksi, nutrisi seimbang dan gaya hidup sehat. Tersedia satu akses jaringan air bersih.

Selain itu, lanjutnya, ada pendampingan secara berkelanjutan kepada keluarga yang tertarik untuk mengelola pertanian, beternak dan perikanan air tawar. Kebun keluarga sebagai sumber nutrisi nabati dan hewani.
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Sita, Aventinus G. Jamin melalui Kepala Tata Usaha, Yohanes Baptista Gantur sangat antusias menyambut kehadiran Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI).
Gantur menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Gugah Nurani Indonesia yang telah membantu Puskesmas Sita mengatasi stunting.
“Atas nama puskesmas kami menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Gugah Nurani Indonesia yang turut ikut berpartisipasi dalam mengatasi stunting di wilayah kami Puskesmas Sita” ungkapnya
Senada dengan Gantur, Teknikal Asisten Satgas BKKBN Provinsi NTT, Adisma Kristoforus juga menyampaikan kebanggaannya terhadap komitmen Yayasan yang sudah mengenakan sayapnya di Manggarai timur sejak tahun 2014 itu.
” Terima kasih kepada Yayasan GNI yang sudah siap membantu untuk menekan angka stunting di Kabupaten Manggarai timur, ” ungkapnya.
Adisma menjelaskan bahwa stunting di Manggarai Timur sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Berbagai program telah di canangkan baik melalui intervensi dana desa, kabupaten maupun pusat. Kata dia dari hasil intervensi itu, penurunan yang terjadi belum signifikan.
“Tahun lalu stunting terjadi penurunan sampai 9,6 persen. Sedangkan tahun ini terjadi sampai 9,2 persen hal itu terjadi penurunan sedikit sekali, sementara intervensi kita sangat besar,” tukasnya.
Terpantau media ini, diskusi yang dilaksanakan sejak pukul 09.00 sampai pukul 13.00 wita itu sangat serius membahas berbagai strategi penekanan stunting. Termasuk membahas data penyebaran Stunting berdasarkan usia bayi, ibu hamil yang mengalami KEK, pemberian makanan tambahan, penyuluhan kepada calon pengantin (capim) , strategi peningkatan kapasitas pengelolaan pakan lokal dan strategi perencanaan kemandirian ekonomi bagi keluarga yang mengalami stunting. (GN/Urita.ID).