
(Merenung Sejenak 17 Febuari
Jumat Hari Biasa VI )
Urita.ID, Adapun seluruh bumi, satu bahasa dan logatnya. Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur.. Mereka berkata..”Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik baik”..”Marilah kita dirikan sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit..marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi”. Lalu turunlah Tuhan untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak anak manusia..Ia berfirman; “Mereka ini suatu bangsa yang dengan satu bahasa..Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan disana bahasa mereka.. Demikianlah mereka diserak-kan TUHAN dari situ ke seluruh bumi.. (Kej 11:1-9)
Tuhan menggagalkan rencana bangsa bangsa; Ia meniadakan rancangan suku suku bangsa.
(Mzm 33:10)
Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid murid-Nya dan berkata.. Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku. Karena siapa yang menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya..Sebab barang siapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku.. Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat malaikat kudus.. (Mrk 8:34-9:1)
Ketika anak anak manusia ingin mendirikan suatu bangunan dengan menara setinggi langit, dan berharap supaya mereka tidak terserak ke seluruh bumi, Tuhan menggangalkan mereka. Tuhan mengacaukan balaukan bahasa mereka, sehingga mereka terserak ke seluruh bumi dan rencakan mereka gagal.
Maka Yesus memanggil orang banyak dan para murid-Nya dan berkata; Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan Injil, ia menyelamatkan nyawanya.

Saudara/i ku, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikuti Aku”. Perkataan ini berlaku untuk kita semua dan menjadi syarat mengikuti Yesus.
Memang apa yang dikatakan Yesus diatas, sepintas tidaklah enak dan berat sekali. Sebagai pengikut Yesus, kita harus berani berkorban terhadap segala kesenangan dunia, berani melepas segala kenyamanan serta kemegahan dunia.
Salib atau beban hidup, tetap akan kita alami setiap hari, karena Yesus memang tidak menjanjikan kebahagiaan secara instan. Tetapi kalau kita hidup bukan hanya demi diri sendiri tetapi demi Yesus Kristus, percayalah, sukacita dan damai sejahtera tetap menyertai hidup kita sehari-hari.
Ini sudah saya alami sendiri dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Walaupun beban hidup atau salib tetap saya alami, tetapi saya merasakan, sukacita dan damai sejahtera menyertai saya setiap hari. Ada saja kejutan kejutan yang membuat sukacita saya alami setiap saat, terutama dalam menjalankan usaha yang Bapa telah percayakan kepada saya. Memang semua indah pada waktunya.
Yang terpenting adalah menjalin hubungan dengan Yesus setiap saat. Dengan harapan kita bisa semakin dekat dengan Yesus tanpa ada yang menghambat, terutama dalam berbuat kasih kepada keluarga, komunitas dan sesama. Karena iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati.
Marilah mengikuti Yesus dengan baik dan benar. Dengan siap meninggalkan segala kesenangan dan kenyamanan duniawi dengan hidup sesuai kehendak Tuhan.
Ya Allah, puji syukur dan terima kasih atas cinta kasih yang telah Engkau berikan kepada kami. Bantulah kami dengan Roh-Mu, supaya dapat mewujudkan iman kami akan Yesus Kristus, dengan semakin mengasihi keluarga, komunitas dan orang orang disekitar kami. Sampai kami mengalami kebahagiaan hidup abadi di surga. Amin
Selamat Berakatifitas.
Tuhan Yesus Memberkati.